Panduan Lengkap Shalat Sunnah Rawatib: Niat, Tata Cara, Tempat Pelaksanaan Shalat, dan Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib

Shalat Sunnah Rawatib - Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi Shalat Fardhu lima waktu. Shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah. Sedangkan sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah ba’diyah.

Ibadah sunnah di dalam ibadah shalat yang paling utama adalah sholat sunnah rawatib. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh).  


Jumlah Raka'at Shalat Sunnah Rawatib
Hadits Ummu Habibah di atas menjelaskan bahwa jumlah sholat rawatib ada 12 rakaat dan penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)

Shalat rawatib ada yang muakkad (ditekankan untuk dikerjakan) dan ghoiru muakkad (tidak begitu ditekankan untuk dikerjakan). Mengenai jumlah raka’at shalat sunnah rawatib tersebut, kami lampirkan pada tabel berikut.

Sholat Sunnah Rawatib Muakad

Sholat 5 Waktu
Qabliyah (Sebelum)
Ba’diyah (Sesudah)
Dzuhur
2 Raka’at
2 Raka’at
Ashar
Maghrib
2 Raka’at
Isya’
2 Raka’at
Subuh
2 Raka’at

Sholat Sunnah Rawatib Ghoiru Muakad

Sholat 5 Waktu
Qabliyah (Sebelum)
Ba’diyah (Sesudah)
Dzuhur
2 Raka’at
2 Raka’at
Ashar
2/ 4 Raka’at
Maghrib
2 Raka’at
Isya’
2 Raka’at
Subuh


Waktu & Tempat Mengerjakan Shalat Rawatib
Ibnu Qudamah berkata: “Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu sholat fardhu hingga sholat fardhu dikerjakan, dan sholat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya sholat fardhu hingga berakhirnya waktu sholat fardhu tersebut “. (Al-Mughni 2/544)
Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lakukanlah di rumah-rumah kalian dari sholat-sholat dan jangan jadikan rumah kalian bagai kuburan“. (HR. Bukhori no. 1187, Muslim no. 777)

As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata: “Sudah seyogyanya bagi seseorang untuk mengerjakan sholat rawatib di rumahnya…. meskipun di Mekkah dan Madinah sekalipun maka lebih utama dikerjakan dirumah dari pada di masjid Al-Haram maupun masjid An-Nabawi; karena saat Nabi shallallahu a’alihi wasallam bersabda sementara beliau berada di Madinah….. Ironisnya manusia sekarang lebih mengutamakan melakukan sholat sunnah rawatib di masjidil haram, dan ini termasuk bagian dari kebodohan”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3/295).


Tata Cara dan Niat Shalat Sunnah Rawatib 

Untuk Cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib sama halnya dengan shalat fardhu (wajib), yang membedakannya adalah waktu dan niatnya saja. Niat itu tempatnya adalah dihati, sebab niat merupakan pekerjaan dari dalam hati kita, dan niat bukan pekerjaan mulut. Jadi, niat tersebut tidak wajib perlu kita ucapkan, entah itu pelan ataupun keras. Adapun niat dalam sholat sunnah rawatib tersebut, berikut ini :

Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyah (Sebelum) Sholat Dzuhur :

Sebelum Dzuhur
USHOLLI.. SUNNATAD-DZHUHRI RAK’ATAINl “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..

Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Dzuhur dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Ba’diyah (Sesudah) Sholat Dzuhur :


USHOLLI.. SUNNATAD-ZHUHRI RAK’ATAINl “BA’DIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..

Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sesudah Dzuhur dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyah (Sebelum) Sholat Ashar :


USHOLLI.. SUNNATAL ‘ASHRI RAK’ATAINl “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..

Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Ashar dua raka’at , karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyah (Sebelum) Sholat Maghrib :


USHOLLI.. SUNNATAL MAGHRIBI RAK’ATAINl “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Maghrib dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Ba’diyah (Sesudah) Sholat Maghrib :


USHOLLI.. SUNNATAL MAGHRIBI RAK’ATAINl “BA’DIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sesudah Maghrib dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Qabliyyah (Sebelum) Sholat Isya’ :

Sebelum Isya'
USHOLLI.. SUNNATAL ISYAA’I RAK’ATAINl “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Isya’ dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Ba’diyah (Sesudah) Sholat Isya’ :


USHOLLI.. SUNNATAL ISYAA’I RAK’ATAINl “BA’DIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sesudah Isya’ dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}

Bacaan Niat Sholat Sunnah Qobliyah Sebelum Sholat Subuh :


USHOLLI.. SUNNATAS – SHUBHI RAK’ATAINl “QABLIYYATAN” LILLAAHI-TA’AALA..
Artinya : {” Saya niat sholat sunnah sebelum Subuh dua raka’at, karena Allah Ta’ala.. “}


Memutus Shalat Rawatib Ketika Shalat Fardhu ditegakkan


As-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata: “Apabila sholat telah ditegakkan dan ada sebagian jama’ah sedang melaksanakan sholat tahiyatul masjid atau sholat rawatib, maka disyari’atkan baginya untuk memutus sholatnya dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat fardhu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila iqomah sholat telah ditegakkan maka tidak ada sholat kecuali sholat fardhu..“, akan tetapi seandainya sholat telah ditegakkan dan seseorang sedang berada pada posisi rukuk dirakaat yang kedua, maka tidak ada halangan bagi dia untuk menyelesaikan sholatnya. Karena sholatnya segera berakhir pada saat sholat fardhu baru terlaksana kurang dari satu rakaat”. (Majmu’ Fatawa 11/392 dan 393).
 

Kapan Shalat Rawatib Ketika Sholat Fardhu DiJama’?

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Sholat rawatib dikerjakan setelah kedua sholat fardhu dijama’ dan tidak boleh dilakukan di antara keduanya. Dan demikian juga sholat rawatib qobliyah dzuhur dikerjakan sebelum kedua sholat fardhu dijama'”. (Shahih Muslim Bi Syarh An-Nawawi, 9/31)
 

Jika Shalat Subuh Bersama Jama’ah Terlewatkan, Apakah Mengerjakan Sholat Rawatib Terlebih Dahulu atau Sholat Subuh?

As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata: “Sholat rawatib didahulukan atas sholat fardhu (subuh), karena sholat rawatib qobliyah subuh itu sebelum sholat subuh, meskipun orang-orang telah keluar selesai sholat berjama’ah dari masjid” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsatimin 14/298)


Keutamaan Shalat Rawatib
Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“. Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah. ‘Amru bin Aus berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang sholat sunnah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya“. Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)

Adapun sholat sunnah sebelum shubuh ini merupakan yang paling utama di antara sholat sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim (tidak berpegian) maupun dalam keadaan safar.

Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur, dia berkata: saya mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka“. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)


Referensi:
https://rumaysho.com
https://muslim.or.id
http://www.mutiarapublic.com


0 comments:

Post a Comment